TEMPO.CO, Jakarta - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) memprediksi kinerja ekspor minyak kelapa sawit (CPO) dan produk turunannya pada 2021 belum kembali pulih.
Ketua Umum Gapki Joko Supriyono menjelaskan faktor yang mempengaruhi pasar ekspor, antara lain perbedaan situasi perekonomian berbagai negara tujuan ekspor, baik yang sudah mulai membaik (recover) maupun yang mengalami gelombang ketiga pandemi Covid-19.
"Dugaan saya tahun depan itu mungkin belum 100 persen pulih untuk ekspor karena 'the new normal' itu mungkin akan terjadi beberapa perubahan perilaku dalam konsumsi," kata Joko dalam konferensi pers 16th Indonesian Palm Oil Conference and 2021 Price Outlook secara virtual, Jumat.
Meski pasar ekspor diprediksi belum pulih, Joko mengatakan bahwa konsumsi pasar domestik masih menjadi keberuntungan bagi industri sawit.
Menurut Joko, pemerintah masih konsisten dalam merealisasikan mandatori biodiesel B30 yang menjadi andalan bagi pasar domestik, sehingga mampu menyeimbangkan pasokan dan permintaan minyak sawit.
Selain biodiesel, konsumsi oleochemical yang menjadi bahan baku pembersih, seperti disinfektan, sabun cuci tangan, hingga hand sanitizer, meningkat signifikan, seiring dengan diterapkannya protokol kesehatan.